KOMPAS.com — Sistem stop-start makin banyak diaplikasikan oleh produsen mobil pada produk terbaru mereka akhir-akhir ini. Bahkan, kendaraan roda dua juga mulai ikutan. Contohnya, Honda PCX. Hanya saja, dengan sebutan yang berbeda (idling-stop).
Kendati demikian, pada mesin diesel, sistem tersebut belum begitu banyak dimanfaatkan. Pasalnya, untuk me-restart (menghidupkan kembali) mesin, butuh tenaga yang lebih besar dibandingkan bensin. Ini bisa menyebabkan baterai tekor. Atau, bila ingin menggunakan baterai berkapasitas besar, akan menambah bobot.
“E-booster”
Produsen mobil yang menyatakan sudah berhasil menggunakan stop-start pada mesin diesel adalah PSA Peugeot-Citroën dari Perancis. Mereka menggunakan ultrakapasitor untuk menyimpan energi listrik, sekaligus membantu baterai menghidupkan mesin saat kekurangan tenaga. Karena itu, sistem oleh PSA disebut e-booster.
Selain tugas utamanya saat sistem stop-start aktif, saat mobil meluncur di jalanan kota yang macet atau banyak lampu merahnya, e-booster juga bisa membantu menghidupkan mesin saat dingin (pagi hari).
Pada sistem stop-start PSA—mesin dieselnya disebut e-HDi—digunakan motor starter yang sekaligus berfungsi sebagai alternator (integrated starter dan alternator). Starter-alternator buatan Valeo tersebut menghasilkan tenaga 2,2 kW. Sistem dilengkapi dengan power electronic (inverter).
Dijelaskan, PSA akan menggunakan fitur in i- tahap pertama—pada mesin diesel 1,4 liter dan 1,6 liter. Mesin juga diperbaiki, antara lain sistem pelumasan turbocharger, meningkatkan tekanan pompa injeksi, bantalan poros engkol, dan memperkuat roda gila dengan dua pemberat.
Juga ada kontrol tegangan alternator yang menghasilkan pengisian regeneratif ke baterai ketika pengemudi mengangkat kakinya dari pedal gas (deselerasi). Ultrakapasitor yang digunakan PSA ini kemampuan kerjanya 600 Farad/5V, yang memperoleh energi dari sistem kelistrikan mobil.
Sebenarnya, e-booster juga berfungsi sebagai penyangga sistem kelistrikan. Dengan menggunakan sistem ini, untuk mesin diesel 2,0 liter, tidak perlu menggunakan baterai 100 Ah dan tentu saja akan mengurangi bobot kendaraan. Bahkan, bisa pula dimanfaatkan untuk menggerakkan power steering bila mesin mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar